15 Ribu Anak di Gaza Tewas, Israel Masuk Daftar Hitam PBB
JAKARTA - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memasukkan Israel ke dalam daftar hitam negara-negara yang telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata.
Langkah ini menyusul serangan Israel yang telah menewaskan lebih dari 15.500 anak Palestina dan memicu malanutrisi yang meluas.
Masuknya Israel ke dalam daftar hitam tersebut dikonfirmasi seorang diplomat Israel.
Melansir Aljazeera, Sabtu (8/6/2024), dalam postingan media sosial pada Jumat (7/6/2024), Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan mengatakan, dia menerima pemberitahuan resmi tentang keputusan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Ia berbicara melalui telepon dan mengutuk tindakan tersebut.
Saya menanggapi keputusan memalukan tersebut dan mengatakan bahwa tentara kami adalah yang paling bermoral di dunia. Satu-satunya yang masuk daftar hitam adalah Sekretaris Jenderal yang memberi insentif dan mendorong terorisme dan dimotivasi oleh kebencian terhadap Israel,” katanya.
Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengomentari pernyataan Erdan pada hari yang sama.
Ia mengatakan, seorang pejabat PBB menyebut utusan Israel tersebut sebagai “penghargaan yang diberikan kepada negara-negara yang baru terdaftar dalam lampiran” laporan tahunan “Anak-anak dalam Konflik Bersenjata”.
Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut dan menghindari kebocoran,” kata Dujarric kepada wartawan.
Ia menambahkan, laporan tersebut akan disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada 14 Juni. Laporan itu kemudian akan resmi diterbitkan beberapa hari kemudian.
Rekaman video panggilan telepon yang dilakukan Duta Besar Erdan, dan sebagian rekaman tersebut disebarkan di Twitter, sangat mengejutkan dan tidak dapat diterima. Dan sejujurnya, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat selama 24 tahun saya mengabdi pada organisasi ini,” kata Dujarric.
Sementara itu, Otoritas Palestina menyambut baik keputusan tersebut.
Laporan tahunan mengenai anak-anak dalam konflik bersenjata mengumpulkan “daftar pihak-pihak yang terlibat dalam pelanggaran terhadap anak-anak”, termasuk pembunuhan dan pencacatan, kekerasan seksual dan serangan terhadap sekolah dan rumah sakit.
Guterres menghadapi kritik dari para pembela hak-hak Palestina karena gagal menempatkan Israel dalam daftar yang disebut-sebut sebagai daftar yang memalukan, termasuk Rusia, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Suriah dan Haiti.